Jakarta (PWI News) - Delegasi wartawan Jepang sebanyak empat orang, Terusuke Terada (Presiden Pusat Wartawan Asing/FPC), Toshikiko Uji (penasehat The Tokyo Shimbun dan The Chunichi Shimbun), Kayoko Hama (Relasi Media FPC) dan Ichiro Kohno (Direktur Bisnis Asosiasi Editor dan Penerbit/NSK), berkunjung ke Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat pada Rabu.
"Kami datang jauh-jauh ke sini untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan masyarakat pers dan bangsa Indonesia," kata Terusuke Terada kepada pihak PWI Pusat yang diwakili Direktur Program Konfederasi Wartawan Asia (CAJ), Bob Iskandar, Rudy Novrianto (Direktur Sekretariat), Djoko Saksono (Ketua Bidang Radio) dan Priyambodo RH (Ketua Bidang Multimedia).
Pada kesempatan itu, Terada juga mengemukakan keinginan delegasinya untuk lebih jauh dapat bertukar pendapat dengan PWI Pusat. Apalagi, NSK dan FPC di Jepang selama puluhan tahun memberikan beasiswa singkat sekira dua bulan kepada sejumlah wartawan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, ia mengemukakan pula, ingin mendapatkan masukan dari PWI PUsat mengenai kurikulum pendidikan yang dapat dikembangkan guna meningkatkan kerjasama dengan NSK. "Oleh karena, saat ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Hal ini juga sangat mempengaruhi kinerja multimedia massa," ujarnya.
Sedangkan, Toshihiko Uji mengemukakan bahwa dalam masa krisis global setahun belakangan ini pendapatan iklan media cetak di Jepang menurun hingga 20 persen. "Ini bukan saja dipengaruhi krisis ekonomi global, tetapi ada kecenderungan iklan beralih ke media siaran televisi dan multimedia di Internet," katanya menambahkan.
Sementara itu, Bob Iskandar memberikan penjelasan mengenai struktur organisasi PWI Pusat dan kegiatannya berkaitan dengan kerjasama dengan organisasi pers negara sahabat. "Kami sangat menghargai perhatian Jepang yang secara berkala memberikan beasiswa kepada wartawan Indonesia. Kami mengharapkan kerjasama ini dapat ditingkatkan lebih baik lagi," ujarnya.
Delegasi wartawan Jepang juga mendapatkan informasi mengenai sejarah pers nasional sebelum kemerdekaan, latar terbentuknya PWI dan kiprahnya dewasa ini dari Priyambodo RH. Selain itu, ia menjelaskan pula kecenderungan konvergensi multimedia massa di Indonesia, yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu kurikulum kerjasama pendidikan dengan NSK dan FPC.
"Kita berpeluang mengembangkan kerjasama pendidian dan pelatihan konvergensi multimedia massa yang menuntut kinerja wartawan lebih profesional, dan menerapkan etika profesinya," katanya menambahkan. (*)