Surabaya (ANTARA News) - Puluhan wartawan se-Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), menggelar aksi dukungan moral di depan Gedung Grahadi, Selasa, menuntut agar kasus pemukulan terhadap wartawan di Tanjung Pinang, Riau oleh oknum TNI-AL beberapa hari lalu segera diusut.
Aksi yang diiukuti oleh wartawan dari berbagai media digelar sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka membawa spanduk dan poster bertuliskan reaksi keras terhadap sejumlah oknum TNI AL yang telah semena-mena memukul wartawan RCTI saat melakukan peliputan.
Koordinator aksi, Andrea Wicaksono mengatakan, tidak sepatasnya seorang aparat keamanan berlaku sewenang-wenang terhadap warga sipil.
"Apalagi hal itu dilakukan terhadap wartawan yang sedang melakukan tugas peliputan," katanya saat berorasi.
Menurut dia, kejadian pelarangan dan pemukulan terhadap wartawan di Pangkal Pinang merupakan preseden buruk di internal TNI-AL.
Pasalnya, sistem demokrasi yang selama ini didengungkan di negeri ini tidak diterapkan dengan baik di institusi TNI. Bahkan sikap-sikap militerisme yang menjurus pada kekerasan dan arogan masih kental diantara prajurit TNI.
"Sebagai aparat keamanan seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bukan sebaliknya," katanya.
Untuk itu, wartawan Surabaya meminta agar pelaku pemukulan wartawan di Tanjung Pinang segera diusut. "Kalau bisa dihukum berat, agar menjadi efek jerah," katanya menegaskan.
Kejadian tersebut berawal saat salah seorang anggota marinir TNI AL setempat menyerobot saat antre bensin di salah satu Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) di Tanjung Pinang. Saat menyerobot antrean tersebut terjadi cek-cok dengan warga yang juga mengantre.
Saat kejadian itu, salah seorang kamerawan RCTI mengetahui dan segera meliputnya. Mendapati hal itu, anggota TNI tersebut tidak senang kemudian mengambil paksa cameranya. Tak hanya merusak, anggotaTNI bersama teman-temanya juga memukuli wartawan tersebut hingga babak belur. (*)